Laporan Prakerin : Pengendalian Hama pada Tanaman Tebu

Laporan Prakerin : Pengendalian Hama pada Tanaman Tebu

Tanaman Tebu adalah tanaman yang sangat penting di Indonesia, di mana tanaman ini merupakan perkebunan satu musim serta mempunyai sifat tersendiri karena uniknya tanaman tebu ini di dalam batangnya terdapat zat gula.

Memang benar Tanaman Tebu adalah penghasil gula terutama di negara Indonesia ini yang memang iklim atau cuacanya sangat cocok untuk perkebunan Tebu.

Bibit Tebu yang bagus ialah bibit yang sudah bercukup umur perkiraan sekitar 5-6 bulan. Tanaman yang batangnya tumbuh tinggi, kurus, tidak bercabang serta tumbuh tegak ini sampai sekarang masih menjadi salah satu andalan Indonesia produksi gula yang masih terus dikembangkan

Adapun untuk cara pemeliharaannya, tanaman yang merupakan satu musim ini juga perlu diperhatikan karena pasti ada saja hama maupun penyakit yang akan menyerang tanaman Tebu ini.

Pada kesempatan kali ini, ZalrizBlog akan membagikan sebuah contoh laporan prakerin mengenai bagaimana penanganan dan pengendalian hama pada tanaman Tebu


Nah untuk lebih jelas seperti apa contoh laporan prakerin pengendalian hama pada tanaman tebu ini yuk lihat contohnya di bawah ini

Contoh Laporan Prakerin Pengendalian Hama Tebu


Kata Pengantar


Puji syukur semoga selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan limpaham rohmat dan hidayahNya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Waled.

Dalam penyusunan laporan ini,tentu tak lepas dari bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Maka saya ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semuah pihak yang telah membantu. Pihak-pihak yang terkait itu diantaranya sebagai berikut :
  1. Opa Sopiana, S.Pd. Selaku kepala sekolah SMK AN-NUUR Pasaleman 
  2. Ibu Miesce Amellia, S.P. Selaku kaprog dan pelaksana prakerin SMK AN-NUUR Pasaleman
  3. Ibu Siti Kholisna, S.Pd. Selaku pembimbing Akademik yang telah membimbing kami selama Prakerin
  4. Bapak Hentiyo, A.md Selaku kepala BPP Waled 
  5. Bapak Khaerul Anwar, Sp. Selaku Pembimbing BPP Waled
  6. Bapak/Ibu Guru SMK AN-NUUR Pasaleman yang telah mendukung kami dalam pelaksanaan Prakerin 
  7. Staf dan Karyawan BPP Waled yang telah membantu pelaksanaan prakerin
  8. Kedua orang tua yang slalu mendo'akan saya
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan nya, oleh karna itu saya mohon maaf atas segala kekurangannya. Harapan saya semoga laporan yang telah saya susun bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Pasaleman

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Tebu adalah tanaman yang sering ditemui di Indonesia, tebu ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Gula yang dihasilkan dari tebu merupakan satu dari sembilan bahan pokok yang menempati kedudukan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis oleh karena itu di indonesia yang beriklim tropis tebu dapat tumbuh subur dan baik. Tanaman tebu termasuk kedalam jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun untuk dapat dipanen hasilnya. Di Indonesia tebu umumnya banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra.

Tebu termasuk salah satu komoditas yang cukup strategis dan memegang peranan penting di sektor pertanian khususnya sub sektor perkebunan di Indonesia seperti komoditas gula. Komoditas gula kini dapat disejajarkan dengan tanaman pangan lain terkait dengan penyediaannya. Gula merupakan kebutuhan pokok rakyat yang cukup strategis, yaitu sebagai bahan pangan sumber kalori yang menempati urutan industri pengolahan makanan dan minuman. Sebagai salah satu sumber bahan pemanis utama, gula telah digunakan secara luas dan dominan baik untuk keperluan konsumsi rumah tangga maupun bahan baku industri pangan. 

Realita ini terjadi karena di satu sisi gula mengandung kalori sehingga dapat menjadi alternatif sumber energi dan di sisi lain gula digunakan sebagai bahan pengawet dan tidak membahayakan kesehatan pemakainya. Kebutuhan gula di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun dan belum mampu dipenuhi hingga saat ini. Salah satu kendala dalam budidaya tebu adalah adanya serangan berbagai jenis hama disepanjang pertumbuhan tanaman. Serangan hama pada tanaman tebu merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan produktivitas.

1.2 Tujuan

  1. Agar dapat mengetahui jenis – jenis hama yang sering menyerang tanaman tebu.
  2. Agar dapat mengetahui gejala-gejala yang disebabkan oleh hama pada tanaman tebu.
  3. Agar dapat mengetahui cara pengendalian hama pada tanaman tebu.

BAB II PROFIL INSTANSI


2.1 Profil Lembaga


A. Sejarah BPP Waled

Penggunaan nama BP3K Waled dimulai pada tahun 2010 yang merupakan perpanjangan dari BP4K (Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan) kabupaten Cirebon. BP3K merupakan metamorfosa dari BPP (Balai Penyuluh Pertanian) yang dimulai sejak tahun 1976 yang merupakan awal tonggak berdirinya penyuluhan

B. Riwayat Pimpinan BPP Waled

Berikut adalah nama BPP-BP3K Waled dari awal berdiri :
  1. Tahun 1979 : Didi Supriadi, BSc(BPP)
  2. Tahun 1979 : Maftuhi, BSc(BPP)
  3. Tahun 1984 : Sumar Harharjo, A.Md(BPP)
  4. Tahun 2002 : Slamet Suanan, A.Md(BPP)
  5. Tahun 2010 : Zaenal Arifin, A.Md(BPP)
  6. Tahun 2012 : Nana Supriatna, A.Md(BPP)
  7. Tahun 2017 - sekarang : Hentiyo, A.Md(BPP)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil

Berdasarkan hasil prakerin yang saya lakukan di temukan beberapa tanaman hama pada tebu. Ada 43 jenis hama (serangga dan bukan serangga) yang menyerang tanaman tebu. Namun hama yang sering dijumpai pada pertanaman tebu di Indonesia khususnya pada daerah wilayah BPP Waled yaitu penggerek pucuk, penggerek batang, kutu bulu putih, dan uret.

Gejala yang ditimbulkan oleh hama itu bermacam-macam seperti tanaman yang terkena hama menjadi layu dan mati, daun menguning kemudian kering, bagian pangkal terdapat luka, adanya koloni daun pada helaian daun. Adapun cara pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan cara manual, mekanis dan kultur teknis.

3.2 Pembahasan


A. Jenis Hama 

  1. Penggerek pucuk merupakan penggerek yang paling utama penyebab mati puser dibandingkan penggerek lainnya. Serangan penggerek menyebabkan mati puser pada tanaman muda dan tua. Tanda serangan hama penggerek ini terlihat dari aktivitas ulat pada helaian daun dibandingkan dengan bagian batang.
  2. Penggerek batang merupakan kelompok hama yang menyerang batang, kerusakan yang disebabkan oleh penggerek batang tidak dirasakan oleh petani. Secara fisik kerusakan tanaman tidak nampak dan tanaman tetap terlihat tumbuh normal.
  3. Kutu bulu putih merupakan salah satu hama penting. Kutu bulu putih terdapat pada permukaan bawah daun tebu, mengisap cairan daun sehingga daun menjadi kering. Kutu bulu putih merupakan hama potensial yang populasinya dapat meningkat pada saat kondisi lingkungan sekitar mendukung perkembangan hama ini. Serangan berat dapat dapat menurunkan produksi gula sebesar 40%. Oleh karena itu diperlukan aktivitas monitoring hama ini secara intensif.
  4. Uret merupakan salah satu hama paling di waspadai petani segala upaya telah dilakukan untuk mengendalikan hama yang mematikan tanaman tebu tersebut, akan tetapi keberadaannya belum juga dapat dikendalikan. Ada dugaan bahwa hama ini masih tetap ada di lahan sehingga ia menjadi sulit dikendalikan.

B. Gejala yang disebabkan Oleh Hama

  1. Penggerek pucuk (Scirpophaga excerptalis Walker) Gejala : Serangan dapat dimulai dari tunas umur 2 minggu sampai tanaman dewasa. Menyerang melalui tulang daun pupus dengan membuat lorong gerek menuju ke bagian tengah pucuk tanaman sampai ruas muda, merusak titik tumbuh dan tanaman menjadi mati.
  2. Penggerek batang (Chilo auricilius Dudgeon) Gejala : Serangan biasanya dijumpai pada tanaman tebu berumur 5 bulan ke atas. Bercak-bercak tampak transparan berbentuk bulat  oval di daun. Ulat masuk lewat pelepah dan batang tanaman tebu, kadang menyebabkan mati puser. Lubang gerek di dalam batang lurus, lubang keluar batang bulat. Kadang gerekan mengenai mata tunas. Serangan ruas 20% menyebabkan penurunan hasil gula sekurang-kurang 10%.
  3. Kutu bulu putih (Ceratovacuna lanigera Zehntner) Gejala: Kutu menyerang helaian daun bagian bawah, berkoloni, kutu berwarna putih berada di kanan kiri ibu tulang daun.  Helai daun permukaan atas tertutup lapisan jamur seperti jelaga.  Serangan berat daun menjadi kuning dan mongering terjadi di awal atau akhir musim hujan. Kutu ini dapat menyebabkan kerugian gula 2,6 ton/ha dan penurunan rendemen dari 12% menjadi 8%.
  4. Uret (Lepidiota stigma, Hollotrichia sp, Leucopholis sp, dan Anomala sp) Gejala : Uret yang banyak dijumpai jenis Lepidiota stigma. Tanaman yang terserang uret akan layu, daun menguning kemudian menjadi kering. Bagian pangkal batang tanaman terdapat luka atau kerusakan bekas digerek dan akar-akarnya dimakan uret. Serangan berat menyebabkan tanaman mudah roboh dan mudah dicabut. Kerusakan akar terutama disebabkan oleh uret instar 3.  Apabila dijumpai 3 ekor uret per rumpun makin besar kerusakannya. Populasi 3-4 ekor per rumpun dinilai secara ekonomi merugikan.

C. Pengendalian Hama

  1. Pengendalian serangan hama penggerek pucuk. Pengendalian mekanis, yaitu pengendalian mekanis dapat langsung dilakukan pada saat melakukan pengamatan di kebun yaitu dengan memungut  atau mengambil  telur atau kelompok telur. Pengendalian kultur teknis atau budidaya, dapat dilakukan dengan cara penggunaan bibit unggul, penanaman serentak, rotasi tanaman, dan lain-lain.
  2. Pengendalian serangan hama penggerek batang. Dengan penanaman varietas tebu yang tahan / toleran terhadap serangan penggerek biasanya memiliki ciri daunnya yang tegak, berbulu, pelepah daun sulit di klentek, kulit batang keras. Secara fisik mekanis, dengan rogesan yaitu dengan memotong semua pucuk tanaman yang ada tanda-tanda serangan. Pemotongan diusahakan kena ulatnya, tetapi tidak sampai merusak titik tumbuh. Rogesan diulangi setiap 2 minggu dan dapat diakhiri jika tanaman sudah cukup tinggi (umur 5 sampai 6 bulan). Secara kultur teknis, dengan sanitasi lingkungan dari berbagai gulma yang bisa merupakan inang alternative (misal: gelagah/tebu liar, dan gulma).
  3. Pengendalian serangan hama kutu bulu putih. Mekanis, daun – daun yang terserang dipotong, di masukkan kedalam kantong plastic dan dibawa keluar untuk kemudian dibakar. Dapat pula dilakukan dengan mengulas daun yang terserang dengan kain basah atau tanah.
  4. Pengendalian serangan hama uret. Secara manual, dapat dilakukan dengan cara pengumpulan uret pada saat pengolahan tanah dan penangkapan kumbang saat terbang dengan cara jebakan lampu. Secara mekanis, pembuatan lubang tanah yang di isi dengan bahan organik (kompos) dapat digunakan sebagai perangkap untuk menarik imago. Secara kultur teknis, dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang (kedelai / padi sawah) untuk memutus siklus uret, tanam serempak, sanitasi lahan yaitu membersihkan sisa-sisa tanaman dan gulma, membajak dan menggaru lahan dua kali sebelum tanam agar uret terpapar sinar matahari.

BAB IV PENUTUP


4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil prakerin dan pembahasan maka dapat disimpulkan :
1. Hama pada tanaman tebu terdiri dari
  • Hama penggerek pucuk 
  • Hama penggerek batang
  • Hama kutu bulu putih
  • Hama uret
2. Gejala pada tanaman tebu yang terkena hama yaitu misal :
  • Penggerek pucuk gejalanya serangan dapat dimulai dari tunas umur 2 minggu sampai tanaman dewasa.
  • Penggerek batang gejalanya serangan biasanya dijumpai pada tanaman tebu berumur 5 bulan ke atas.
  • Kutu bulu putih gejalanya kutu menyerang helaian daun bagian bawah,berkoloni, kutu berwarna putih berada di kanan kiri ibu tulang daun.
  • Uret gejalanya tanaman yang terserang uret akan layu, daun menguning kemudian menjadi kering.
3. Pengendalian bisa di lakukan dengan berbagai macam cara yaitu :
  • Penggerek pucuk bisa dilakukan dengan cara mekanis dan kultur teknis
  • Penggerek batang dilakukan secara fisik teknis dan kultur teknis
  • Kutu bulu putih dengan cara mekanis
  • Uret dilakukan secara manual dan kultur teknis

4.2 Saran

Seharusnya petani tebu senantiasa merawat tanamannya dengan baik agar dapat menghasilkan produksi yang baik. Perawatan ini yaitu dengan rutin dalam pemberian pestisida tetapi tidak dalam dosis yang besar dengan tujuan untuk mencegah hama dalam tanaman tebu.

Apabila perawatan tanaman tebu dilakukan dengan benar akan membuat hasil produksi tanaman tebu tidak akan menurun bahkan bisa meningkat.

Demikian sobat ZalrizBlog contoh laporan prakerin tentang pengendalian hama pada tanaman tebu, apabila sobat membutuhkan file dalam bentuk word dapat lihat link di atas semoga bermanfaat, jangan lupa shaređź‘€